Kamis, 22 Oktober 2015

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah


PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan cermin sebuah organisasi, merupakan indikator kemajuan sebuah bangsa, dan gambaran citra seorang individu. Untuk melihat performa atau budaya kerja sebuah bangsa, organisasi, atau individu, lihatlah bagaimana perlakuannya terhadap perpustakaan.
Haruslah kita sadari benar-benar bahwa perpustakaan mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan sepanjang masa. Dalam hal ini dapat kita rasakan bahwa mutu pendidikan disuatu sekolah maupun perguruan tinggi bergantung pada kualitas/ kuantitas dari koleksi perpustakaan tersebut yang mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perpustakaan?
2. Apa Tujuan Perpustakaan?
3. Apa fungsi perpustakaan?
4. Bagaimana cara mendirikan perpustakaan sekolah?
5. Bagaimana cara mengelola perpustakaan sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan library. Istilah ini berasal dari kata librer atau libri,yang artinya buku.
Dari kata lain tersebut terbentuklah istilah librarius, tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca(Belanda), yang juga berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab. Dengan demikian, batasan istilah perpustakaan menurut basuki yang dikutip oleh Wiji adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tatanan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual[1]. Atau suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap waktu dapat digunakan oleh pengguna jasa lainnya. Selain buku didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, laporan, pamflet, manuskrip atau naskah, lembaran musik, dan berbagai karya media audiovisual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, serta bentuk mikro seperti mikrofilm dan lain sebagainya.
Definisi ini mengisyaratkan bahwa perpustakaan memiliki spesifikasi tersendiri mengenai fungsi dan peranannya. Ini dapat dilihat dari pengertiannya yang memiliki beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi, yaitu:
· Perpustakaan sebagai unit kerja
· Perpustakaan sebagai tempat pengumpul, penyimpan, dan pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka
· Bahan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu
· Bahan pustaka digunakan oleh pengguna secara kontinu
· Perpustakaan sebagai sumber informasi
Sedangkan Wafford (1969:1) menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum.[2]
Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.
Sedangkan perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat penyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.[3]
B. Tujuan Perpustakaan
Tujuan diadakannya perpustakaan adalah agar para pembaca atau masyarakat dapat: [4]
1. Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir. Dengan membaca berita-berita yang dimuat dalam surat-surat kabar atau buku-buku ilmu pengetahuan yang mutakhir orang tidak mau ketinggalan informasi, tetapi dapat terus mengikuti perkembangan situasi dunia dan situasi ilmu pengetahuan. Umpamanya dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, serta berbagai ragam cabang ilmu pengetahuan.
2. Secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan. Bagi orang yang tidak lagi duduk di bangku sekolah, atau bangku kuliah, membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan penunjang yang dapat meningkatkan dan memperkembangkan ilmu yang telah dimilikinya dan untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru. Maka dengan membaca, seseorang seakan-akan mendapakan pendidikan dan pelajaran lagi, meski secara tidak langsung. Banyak sekali orang besar yang menjadi pandai hanya karena rajin mengunjungi perpustakaan atau memiliki sendiri perpustakaan pribadi.
3. Mendapatkan hiburan sehat dan kreatif. Bacaan-bacaan ringan dan segar akan memberikan hiburan yang tersendiri bagi para pembacanya. Sedangkan dari berbagai hal yang baru, orang diajak untuk menjadi kreatif.
Dari kaitan antara hasil kegiatan membaca buku serta koleksi pustaka lainnya dan perpustakaan sendiri, dapat disimpulkan tujuan perpustakaan. Tujuan perpustakaan adalah bersama-sama dengan lembaga dan sarana yang lain berusaha menciptakan masyarakat yang terdidik dan terpelajar, agar senantiasa tanggap terhadap perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan senang untuk terus-menerus untuk meningkatkan pendidikannya.
C. Fungsi Perpustakaan
Fungsi perpustakaan sekolah, yaitu:
1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatkannya di dalam kelas. Perpustakaan memperkaya pelajaran dengan menyediakan bahan-bahan puataka dalam segala bentuknya, yang menunjang pelajaran.
2. Memupuk daya kritis para siswa. Dari sumber pengetahuan yang lebih bernuansa dan beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda. Bahkan bila menemukan sumber informasi yang saling bertentangan tentang hal yang sama, siswa dapat belajar menilai dan menentukan sikap kritis terhadap berbagai pandapat/pandangan yang ditemukannya.
3. Membantu mengembangkan kegemaran dan hobi siswa. Buku-buku tentang kerajinan tangan yang meningkatkan daya kreatif siswa, seperti bagaimana merakit radio, tentang alat-alat listrik sederhana, membuat hiasan dinding, cara memelihara ternak unggas, ikan hias, tanaman dan bunga-bungaan, dan lain-lain, sangat membantu siswa memperkembangkan kegemaran dan hobi.
4. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Koleksi-koleksi karya sastra dan budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di perpustakaan sekolah. Para siswa dapat menengok dan mengerti serta menghayati kebudayaan dan kekayaan adat istiadat masa lampau. Dengan demikian perpustakaan ikut melestarikan kesinambungan kebudayaan.
5. Sebagai pusat penerangan. Majalah, surat kabar yang memuat tulisan-tulisan yang berisikan penerangan tentang berbagai hal serta tentang perkembangan zaman menjadi sumber informasi bagi siswa untuk tetap berpijak pada zamannya.
6. Menjadi pusat dokumentasi. Clipping, laporan kerja siswa, album-album dapat disimpan diperpustakaan sekolah. Semuanya merupakan dokumen sekolah yang sangat berharga untuk dikenang dan diketahui oleh para siswa tahun-tahun berikutnya, bahkan bisa menjadi pendorong untuk lebih maju lagi.
7. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita lucu, cerita-cerita fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan, dan membaca bacaan segar, merupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik. Mengisi jam pelajaran yang kosong, dengan membaca di perpustakaan sangat bermanfaat bagi siswa. Suasana perpustakaan yang menyenangkan mendukung hal itu.[5]


D. Mendirikan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai manfaat dan fungsi yag bermacam-macam, seperti fungsi educatif, informatif, administratif, riset, dan fungsi rekreatif. Seharusnyalah para tenaga kependidikan, khususnya yang secara langsung berhubungan dengan tugas-tugas pengembangan kurikulum di sekolah berusah untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah. Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan yang secara langsung bertugas dalam bidang pengembangan kurikulum antara lain adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, wali kelas.
Melihat kondisi sekolah- sekolah yang masih belum menyelenggarakan perpustakaan sekolah dikarenakan biaya yang kurang memadai. Sebenarnya biaya atau anggaran itu merupakan salah satu faktor saja yang memang berpengaruh terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Namun faktor lain yang justru sangat menentukan adalah faktor tekad yang ulat dalam arti kegigihan untuk berusaha membangun perpustakaan sekolah.
Ada beberapa langkah untuk mendirikan perpustakaan sekolah:[6]
1. Pembentukan panitia perpustakaan sekolah
Gagasan untuk merintis pembangunan perpustakaan sekolah harus muncul dari pihat sekolah, yaitu kepala sekolah dan guru-guru. Susunan pembentukan panitia perpustakaan sekolah harus mencakup:
Ketua : Kepala sekolah
Wakil ketua : salah seorang penjabat pemerintah atau pemuka masyarakat setempat
Sekretaris : Kepala perpustakaan/guru pustakawan
Bendaharawan : Ketua BP3 (wakil orang tua murid)
Anggota : -Bebeorang guru
-Bebeorang pemuka masyarakat
-Bebeorang wakil orang tua murid
Perlu kiranya dikemukakan dalam memilih panitia perpustakaan sekolah harus mempertimbangkan keahlian dan kecakapan yang sekiranya mendukung terhadap pelaksanaan tugasnnya. Selain itu minat dan niatnya untuk mengabdi, apabila mereka berminat, mau mengabdi, serta ditambah dengan keahlian dan kecakapannya dibidang penyelenggaraan perpustakaan sekolah mereka akan mengerjakan tugas-tugas yang baik.
2. Mengusahakan sarana dan prasarana sekolah
Sarana disini berarti perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Perlengkapan dan peralatan tersebut harus memenuhi syarat baik kualitasnya (mutu) maupun kuantitasnnya (mengacu pada perbandingan antara jumlah perlengkapan dan peralatan dengan jumlah pemakai).
Peralatan yang perlu diusahakan ada dua macam. Pertama, peralatan-peralatan habis pakai seperti spidol, benang, isi staples, perekat. Kedua, peralatan yang tidak habis pakai seperti gunting, silet, pisau, sapu, serbet, dan lain-lain yang biasanya dimasukkan sebagai barang-barang inventaris perpustakaan sekolah.
3. Mengusahakan dan mengatur bahan-bahan pustaka
Ada beberapa cara yang bisa diusahakan, pertama-tama buku-buku yang telah dimiliki oleh sekolah dikumpulkan jadi satu, buku ini bisa berupa paket atau buku bacaan yang dimasukkan kedalam perpustakaan sekolah. Kedua, panitia perpustakaan sekolah mengusahakan dengan cara lain seperti membeli, meminta sumbangan pada pemuka masyarakat, penerbit, toko buku, atau bisa dengan meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya, menfotocopy.
Bahan pustaka yang tersedia harus dikelola dengan baik sehingga meskipun sedikit tapi bisa dimanfaatkan. Langkah-langkahnya :
a. Buku-buku yang telah tersedia distempel sekolah dan stempel inventaris perpustakaan sekolah
b. Mendaftar buku-buku yang telah tersedia pada buku inventaris
c. Mengklasifikasi buku-buku menurut klasifikasi tertentu
d. Mengkatalog buku-buku yang tersedia
e. Melengkapi buku-buku dengan kantong buku, slip tanggal dan call member
f. Menyusun buku-buku dilemari atau rak buku


4. Menunjuk tenaga pengelola perpustakaan sekolah
Untuk menyelenggarakan perpustakaan sekolah perlu tenaga khusus seperti halnya SMP dan SMA karena buku-buku yang dikelola dan jumlah pengunjungnya sangat banyak. Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:
a. Kepala perpustakaan atau guru pustakawan, sebaiknya dipegang oleh seorang guru sehingga penyelenggaraan perpustakaan sekolah benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar disekolah. Tentunya harus mempunyai keahlian dan keterampilan dibidang perpustakaan sekolah.
b. Petugas perpustakaan sekolah antara lain, petugas pelayanan teknis, petugas pelayanan pembaca, dan petugas tata usaha.


5. Pembuatan tata tertib perpustakaan sekolah
Pembuatan tata tertib hendaknya melibatkan semua anggota panitia dan tenaga pengelola operasionalnya, hal-hal yang perlu dicantumkan dalam tata tertib adalah:
a. Sifat dan status perpustakaan sekolah
b. Keanggotaan perpustakaan sekolah
c. Bahan pustaka yang tersedia
d. Sanksi-sanksi atau hukuman
e. Iuran bagi semua anggota
f. Waktu pelayanan atau jam buku
g. Sitem penyelenggaraan
h. Lamanya peminjaman serta jumlahnya


E. Pengelolaan Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan yang dilaksanakan meliputi semua kegiatan, dari penerimaan buku baru sampai buku itu siap disusun dalam rak untuk dipergunakan/dipinjam. Keadaan siap pakai ini terjadi setelah mengalami proses pengolahan buku, yaitu klasifikasi, penentuan nomor pustaka, pemberian alat-alat pembantu seperti label, kartu buku, kantong kartu buku, lembar wajib kembali. Kemudian disusun dalam rak buku menurut urutan nomor pustaka dan dibuatkan kartu-kartu katalog. Kartu-kartu katalog itu disusun dalam kotak katalog sesuai dengan susunan buku-buku di dalam rak-rak buku.[7]
1. Pengadaan bahan-bahan pustaka
Pengadaan bahan-bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah dan menmbah bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki tetapi jumlahnya masih kurang. Dalam pengadaan bahan-bahan pustaka, guru pustakawan hendaknya meminta saran-saran baik pada kepala sekolah, guru-guru, maupun kepada murid-murid, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu hendaknya juga mempertimbangkan kurikulum sekolah, kemampuan membaca murid-murid, kemampuan bahasa murid-murid, bakat dan minat. keputusan terakhir pengadaan bahan pustaka teletak pada guru pustakawan karena harus mengetahui jenis bahan pustaka yan harus dimiliki, perencanaan bahan-bahan pustaka dan cara penadaan bahan-bahan pustaka.
2. Klasifikasi
Klasifikasi berararti mengolongkan dan menempatkan benda-benda yan sama disuatu tempat. Kegiatan mengkalisifikasi itu untuk memudahkan pelayanan kepada pengunjung dalam pengambilan dan pengembaliannya. Menurut richardson klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan dan menempatkan barang-barang. Kegiatan mental yang muncul pertama adalah memilih barang
Dasar yang dipergunakan adalah kesamaan dan ketidaksamaan. Berdasarkan pemilihan tersebut, barang-barang yang memiliki kesamaan dikelompokkan untuk ditempatkan disuatu tempat. Klasifikasi buku adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama disuatu tempat, klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah bertujuan:
a. Untuk mempermudah peserta didik dalam mencari buku yang sedang diperlukan
b. Mempermudah guru pustakawan didalam mencari buku-buku yang dipesan peserta didik
c. Untuk mempermudah guru pustakawan dalam mengembalikan buku-buku pada tempatnya
d. Untuk mempermudah guru pustakawan mengetahui primbangan bahan pustaka
e. Akhirnya buku-buku perpustakaan sekolah diklasifikasikan dengan sebaik-baiknya untuk mempermudah dalam menyusun suatu daftar bahan-bahan pustaka yang berdasarkan sistem klasifikasi
Prinsip-prinsip pengklasifikasian
a. Pertama-tama berdasarkan subjeknya, kemudian berdasarkan bentuk penyajiannya atau bentuk karyanya
b. Khususnya buku-buku karya umum dan kesusastraan hendaknya lebih diutamakan pada bentuknya
c. Memperhatikan pengarangnya
d. Bersifat spesifik
e. Pengklasifikasian buku berdasarkan subjek yang dominan
Sistem Klasifikasi
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh guru pustakawan adalah jenis sistem klasifikasi dan kemampuan menentukan sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi bisa berdasarkan ciri-ciri buku sehingga bisa dikelompokkan menjadi satu. Ada beberapa sistem klasifikasi buku-buku perpustakaan sekolah antara lain:
1. Sistem abjad nama pengarang
Buku-buku perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad nama pengarangnya. Buku-buku yang huruf pertama dari pengarangnya sama dikelompokkan menjadi satu.
2. sistem abjad judul buku
Buku-buku perpustakaan sekolah dikelompokkan atas dasar abjad judul bukunya. Buku-buku yang huruf pertama dari judul sama dikelompokkan menjadi satu.
3. Sistem kegunaan, dikelompokkan atas dasar kegunaannya.
4. Sistem penerbit, dikelompokkan berdasarkan penerbit buku
5. Sistem bentuk fisik, dikelompokkan berdasarkan bentuk fisik
6. Sistem bahasa, dikelompokkan berdasarkan bahasa yang digunakan
7. Sistem subyek, dikelompokkan berdasarkan subyek atau isi yang tekandung di dalam buku yang bersangkutan.
Demikian beberapa sistem klasifikasi, guru pustaka harus memilih salah satu sistem klasifikasi untuk digunakan secara konsisten di dalam mengklasifikasikan buku-buku perpustakaan sekolahnya. Sebelum memilih salah satu sistem tersebut harus sudah mempertimbangkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurang setiap sistem tersebut. Kemudian pilihlah yang banyak mengandung kelebihan.
Sistem subyek paling banyak digunakan karena kelebihannya yakni buku-buku yang subyek isinya sama atau hampir sama letaknya berdekatan, sehingga guru pustakawan dapat dengan mudah mengetahui subyek-subyek mana dalam koleksi perpustakaan sekolah yang masih kurang, cukup atau berlebihan Hal ini dapat dijadikan pertimbangan di dalam mebuat perencanaan pengadaan buku-buku perpustakaan sekolah.
Cara Mengklasifikasi Buku
a. Menentukan sistem klasifikasi
b. Menyiapkan bagan klasifikasi
c. Menyiapakan buku, buku sudah selesai diinventarisasikan dalam buku inventaris dan telah distempel dengan stempel sekolah sebagai tanda pengenal dan stempel inventaris.
d. Menentukan subyek buku, dengan cara menganalisis bagian-bagian buku misal judul dan sub judul, Daftar isi, kata pengantar, Isi sebagian dan keseluruhan.
e. Menentukan nomor klasifikasi dengan berpedoman pada bagan klasifikasi.
f. Selanjutnya setelah nomor klasifikasi ditemukan maka nomor tersebut dituliskan pada label buku atau “call number”.




3. Katalogisasi
Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komperhensif) dari suatu buku-buku koleksi, dokumen-dokumen. Atau bahan-bahan pustaka lainnya. Jadi yang perlu dikatalog bukan hanya buku tetapi seluruh bahan pustaka.
Ada lima kelompok keterangan yang harus tertera pada katalog, yakni:
a. Tajuk entri yang berupa nama keluarga pengarang atau nama utama pengarang.
b. Judul buku, baik judul utama buku maupun sub judul
c. Keterangan tentang kota terbit, nama penerbit dan tahun terbit.
d. Keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel, bibliografi, dan ependik.
e. Keterangan singkat mengenai seri penerbitan, judul asli, dan pengarang aslinya.
Fungsi katalog ada dua yakni:
a. Sebagai “an instrument of communication” (alat komunikasi) yang menginformasikan buku-buku perpustakaan sekolah. Oleh karena katalog itu merupakan alat komunikasi sudah barang tentu katalog itu berisi bahan-bahan informasi yang akan dikomunikasikan dalam hal ini berupa ciri-ciri buku seperti judul buku, pengarang, edisi dan sebagainya.
b. Katalog itu berfungsi sebagai wakil buku. Fungsiini merupakan konsekuensi dari poin pertama, oleh karena itu katalog memberikan keterangan yang lengkap tentang ciri-ciri buku, dengan membaca katalog dapat secara langsung memperoleh gambaran mengenai bukunya.














BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Mbulu yang dikutip Darmono, bahwa perpustakaan merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah yang dapat menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran, perpustakaan merupakan salah satu komponen system pengajaran, serta perpustakaan sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berfikir, dan berkomunikasi.
Jika dikaitkan dengan sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Mengacu dari pembagian sumber belajar, baik yang secara disengaja dirancang untuk proses pembelajaran ataupun yang tidak sengaja dirancang untuk proses pembelajaran maka perpustakaan dapat digolongkan ke dalam kategori yang pertama. Yakni perpustakaan sengaja dirancang untuk membantu memudahkan proses pembelajaran. Selain itu, perpustakaan sekolah juga bertujuan menyerap, menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu mengembangkan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.










DAFTAR PUSTAKA
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan, sebuah pendekatan praktis, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007.
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Grasindo. 2001.
Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita. MembinaPerpustakaan sekolah. Yogyakarta: Kanisius 1986
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2005.


[1] Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan, Sebuah Pendekatan Praktis, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007. Hal. 11
[2] Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001), hal. 2
[3] Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hal. 54
[4] Ibid., hal. 19-20
[5] Ibid., hal 61-62
[6] Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hal. 16-24
[7]Staf Pengajar SMP Stella Duce Tarakanita, Membina Perpustakaan Sekolah, hal. 118

Kamis, 15 Oktober 2015

Bank Soal Penjaskes Kelas 12-1

1. Kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada      waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan, dinamakan….
a. Kelincahan
b. Daya tahan
c. Kelentukan
d. Kekuatan
e. Daya ledak
2. Saat pemanasan melakukan peregangan adalah salah satu bentuk latihan untuk
meningkatkan ….
a. Kecepatan
b. Kekuatan otot
c. Fleksibilitas
d. Power
e. Daya tahan
3. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan adalah latihan beban yang disebut ….
a. Circuit training
b. Weight training
c. Speed training
d. Interval training
e. Over training
4. Kegunaan latihan kebugaran jasmani adalah untuk meningkatkan ….
a. Stamina tubuh
b. Kelentukan persendian
c. Keseimbangan otot
d. Power
e. Daya tahan, kelentukan, kecepatan, kekuatan, dan kelincahan
5. Istilah lain tingkat kesegaran/kebugaran jasmani adalah …..
a. Fisiologycal Fitness
b. Fitness
c. Physical Fitness
d. Physical Enduranc
e. Cardio-Visiological Fitness
6. Latihan kondisi fisik memegang peranan penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani serta sebagai pembinaan atlit untuk berprestasi. Berikut ini adalah contoh bentuk – bentuk latihan kondisi fisik, kecuali ….
a. Latihan Sirkuit
b. Lari jarak jauh
c. Lay up shoot
d. Latihan beban
e. Interval trainin
7. Nama lain salah satu jenis narkoba yang biasa disebut shabu – shabu adalah ….
a. Meth-Amphetamine
b. Lexotan
c. Putaw
d. Mariyuana
e. Blue Heart
8. Kolera adalah penyakit menular yang menyerang bagian ….
a. Tenggorokan d. Jantung
b. Paru-paru e. Mulut
c. Saluran pencernaan
9. Di bawah ini yang termasuk gejala-gejala penyakit kolera adalah ….
a. diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi
b. nyeri di dada saat bernafas, pusing, mual
c. batuk berkepanjangan, sesek di dada
d. muntah, mual, sakit di dada bagian kiri
e. diare, mual, suhu badan naik
10. Simbol solidaritas untuk orang yang menderita positif HIV dan terkena AIDS ….
a. Bunga melati
b. Red Ribbon
c. Pita hitam
d. Pita putih
e. Pin
11. Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh kurang aktivitas fisik adalah ….
a. Rabun senja d. Sinusitis
b. Jantung koroner e. Polip
c. Herpes
12. Berdasarkan fungsinya karbohidrat lemak, dan protein adalah ….
a. Antioksidan
b. Sumber Tenaga
c. Zat Pembangun
d. Zat Pengatur
e. Pengganti sel-sel yang rusak
13.Terjadi pendarahan ringan akibat luka tergores atau jatuh, jika tidak tersedia obat kimia, kita dapat mengobati dengan obat tradisionil yaitu ….
a. Lendir daun lidah buaya dan getah daun pisang
b. Getah pohon mangga dan jambu
c. Getah pohon durian
d. Getah Pohon klengkeng
e. Pucuk bunga kecubung
14. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit typhus kecuali ….
a. Menghindari makanan berserat
b. Makan yang bergizi
c. Menjaga kebersihan ma kanan
d. Cuci tangan sebelum makan
e. Makan teratur
15. Penyakit yang disebabkan karena kekurangan salah satu vitamin ….
a. Xerophtalmi d. Sinusitis
b. Scorbut e. Scoliosis
c. Avitaminosis
16. Fungsi dari kelenturan pada tubuh kita adalah ….
a. menambah berat badan
b. dapat terhindar dari penyakit
c. menghindari terjadinya cedera
d. membuat hidup menjadi lebih sehat
e. membentuk postur tubuh menjadi tinggi
17. Yang termasuk kedalam jenis kelompok kokain adalah ….
a. Anabulik
b. Narkotika
c. Mriyuana
d. Erythroxylon coca
e. Cafein
18. Penyebab Kanker Serviks adalah ….
a. Bakteri Streptococus
b. Virus HIV
c. Bakteri Mycobacterium tuberculosis
d. Virus HPV
e. Jamur
19. Dibawah ini yang termasuk gejala-gejala klinis penderita HIV/AIDS ….
1. Kejang-kejang, mual dan muntah
2. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan
3. Penurunan kesadaran dan gangguan Neurologis
4. Dimensia/HIV ensefalopati
5. Gangguan penglihatan
a. 1, 2, 3
b. 2, 3, 4
c. 3, 4, 5
d. 1, 3, 4
e. 1, 4, 5
20. Yang diserang Virus HIV / AIDS adalah ….
a. Sistem peredaran darah
b. Sistem pernafasan
c. Sistem reproduksi
d. Paru-paru
e. Sistem kekebalan tubuh
21. Hakikat meregangkan otot paha bagian belakang dengan cara membungkuk menyentuh lantai merupakan gerakan peregangan ….
a. Aktif
b. Dinamis
c. Pasif
d. Kontraksi relaksi
e. Statis
22. Dalam asap rokok mengandung zat yang sangat berbahaya yaitu Nekotin, apakah Nekotin itu ….
a. Gas yang dipakai dalam pematik korek api
b. Bahan kimia yang dipakai dalam bubuk pembersih rumah tangga
c. Campuran bahan kimia dan gas yang berbentuk kecoklatan
d. Zat yang dapat menimbulkan ketagihan
e. Gas beracun seperti pada asap mobil
23. Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran yang baik akan terhindar dari kemungkinan ….
a. Kram dalam melakukan olahraga
b. Gangguan kesehatan
c. Ketegangan otot
d. Pingsan akibat melakukan olah raga
e. Cedera olahraga
24. Melakukan Jogging dan senam aerobic merupakan bentuk latihan untuk mengembangkan….
a. kekuatan
b. ketahanan
c. ketepatan
d. kelincahan
e. kecepatan
25. Kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan secara berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang singkat adalah ….
a. Power
b. Agility
c. Speed
d. Strength
e. Endurance
26. Air tidak boleh mengandung bibit penyakit karena penyakit-penyakit dapat menular        melalui perantara air. Penyakit yang tidak termasuk dalam golongan water borne diseasses …..
a. Cholera
b. Typhus
c. Disentri
d. Hepatitis infectiosa
e. Ginjal
27. Sistem tubuh yang melawan infeksi dan penyakit ….
a. Imunitas
b. Respirasi
c. Reproduksi
d. Imunisasi
e. Inspirasi
28. Sifat dari pertolongan pertama pada kecelakaan ( PPPK ) adalah ….
a. Menyentuh korban kecelakaan
b. Memberikan perasaan tenang pada kerabat korban
c. Mengobati korban
d. Memberikan perasaan tenang pada korban
e. Memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan guna mencegah luka yang lebih parah
29. Pendarahan karena luka-luka pada organ tubuh penderita mempunayai ciri-ciri di bawah ini, kecuali ….
a. Nadi cepat
b. Ingatan kurang
c. Suhu badan turun
d. Muka pucat
e. Muntah-muntah
30. Gejala Penyakit Hepatitis, kecuali ….
a. Nyeri perut bagian atas ulu hati d. Mata kuning
b. Air kencing tidak berwarna jernih e. Nafsu makan bertambah
c. Demam selama beberapa hari
31. Jika tubuh kita kekurangan, garam, mineral, zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh bisa disebut ….
a. Virulensia
b. Imflammation
c. Droplet Infection
d. Defesiensi
e. Airborne infection
32. Penyakit cacar disebakan oleh ….
a. Amoeba vescialis
b. Oleh kuman
c. Baksil pathogen
d. Baksil fibrinogen
e. Virus variola
33. Penyebab penyakit kolera adalah ….
a. Baksil
b. Virus
c. Kuman
d. Vibrio cholera
e. Variola
34. Jenis narkoba yang penggunaanya dengan cara memakai injeksi adalah ….
a. Kokain
b. Ganja
c. Shabu-shabu
d. Putauw
e. Ekstasi
35. Penyebab penyakit bronkitis adalah ….
a. Di gigit anjing gila
b. Bakteri atau virus
c. Jamur
d. Aedes Aegypti
e. Penyakit yang disebabkan oleh binatang peliharaan
36. Penyakit malaria di sebabkan oleh ….
a. Gigitan nyamuk Anopeles d. Baksil
b. Bakteri e. Anopheles aegypti
c. Aedes Aegypti
37. Efek samping dari narkotika bagi tubuh manusia adalah ….
a. Menimbulkan rasa ngantuk
b. Nafsu makan bertambah
c. Kehilangan kesadaran tubuh
d. Tergantung dari orang yang mengkonsumsinya
e. Tidak ada efek samping
38. Penyebab naiknya jumlah penyakit kelamin di Indonesia adalah ….
a. Kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit kelamin terhadap dirinya maupun orang lain
b. Adanya tauladan yang baik dari orangtua
c. Keadaan sosial ekonomi masyarakat umumnya
d. Kurang patuhnya terhadap norma-norma kesusilaan dan agama
e. Kebersihan lingkungan dan diri sendiri yang selalu terjaga
39. Di Indonesia penyakit HIV / AIDS pertama kali di temukan pada tahun ….
a. 1987
b. 1985
c. 1981
d. 1980
e. 1940
40. Cara menghentikan pendarahan pada korban kecelakaan ….
a. Diperban
b. Di kompres dengan air
c. Di tekan pada bagian yang luka dengan kain
d. Di rendam dengan air es
e. Di balut
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas !
1. Apa yang disebut dengan system pertandingan dan apa gunanya. Jelaskan !
2. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan system    pertandingan.Sebutkan.!
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam system pertandingan yang biasa dipergunakan!
4. Jumlah peserta 20 tim, buatlah bagan pertandingan dengan sistem setengah kompetisi  dan buatlah jadwal.
5. Sebutkan 5 bentuk latihan kebugaran jasmani dan manfaatnya !

Kamis, 08 Oktober 2015

Penggunaan Teori Untuk Menyusun Hipotesis

PENGGUNAAN TEORI BIDANG ILMU UNTUK MENYUSUN HIPOTESIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penggunaan teori bidang ilmu digunakan untuk menyusun sebuah hipotesis. Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara atau proposisi tentative tentang hunbungan dua variabel atau lebih. Hipotesisi akan dibuat ketika peneliti telah mengumpulkan data dan mengolahnya sebelum melakukan analisis lanjutan terhadap data tersebut.
Kajian teori akan memudahkan peneliti untuk dapat menentukan bagaimana dia akan mengolah data dan membuat suatu hipotesis. Kajian teori telah ada berdasarkan pemikiran para ahli dibidangnya masing-masing.Kajian teori ini akan dijadikan landasan atau pendekatan bagi para peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.
Peneliti memerlukan berbagai aktifitas penelitian sebelum dapat menyimpulkan atau memecahkan masalah yang sedang ditelitinya. 
Misalnya pada penelitian mengapa tawuran belajar bisa terjadi tentunya peneliti akan mengumpulkan data-data yang terkait dengan permasalahan tersebut, peniliti akan menggunakan kajian teori tertentu sebagai landasan atau pendekatannya, kemudian peneliti akan menentukan hipotesis untuk melakukan analisa data lanjutan sebelum akhirnya akan lahir sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian tersebut.

B.     Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1.      Apa itu kajian teori ?
2.      Apa pengertian dari teori ?
3.      Apa pengertian dari konsep dan konstruk ?
4.      Apa pengertian asumsi ?
5.      Apa pengertian postulat ?
6.      Apa pengertian variabel ?
7.      Apa pengertian proposisi ?
8.      Apa pengertian hipotesis ?
9.      Apa pengertian dari hipotesis statistik ?

 

 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kajian Teori

Teori merupakan dasar dari lahirnya ilmu. Sedangkan ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang sistematis.(Komara,2011:66 dalam Musfiqon, 2012, 99)
            Menurut  Komara, 2011, 68 dalam Musfiqon,2012, 100 “Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan satu sama lain, yang menunjukkan fenomena secara sistematis dan berusaha untuk menjelaskan, memprediksi,dan mengontrol fenomena”.
                                    Peneliti perlu mengetahui teknik literasi dalam  penulisan kajian teori penelitian. Literature adalah sumber informasi yang berhubungan tentang keilmuan yang dapat berupa buku, jurnal, makalah, dokumen, laporan penelitian, dan karya ilmiah sejenisnya.
                                    Peneliti perlu menelusuri yang terkait dan relevan dengan masalah penelitian yang akan dilakukan. Keberadaan literatur juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Jika literature yang dibutuhkan tidak tersedia maka akan sulit dilakukan penelitian, terutama pada penelitian kuantitatif, yang menjadikan teori sebagai acuan utama dalam mendesain suatu penelitian.
Posisi teori dalam penelitian merupakan rujukan dan acuan dari kegiatan penelitian. Peneliti diperbolehkan untuk mengutip pemikiran para ahli dengan batasan tertentu dan tidak mengutip secara berlebihan. Karena
peneliti juga harus memiliki konsep sendiri tentang masalah –masalah yang akan dia teliti sehingga kerangka pikir dalam mengkaji teori merupakan konstruksi teoritis peneliti tentang masalah - masalah  penelitian yang akan diteliti.
            “kajian teori adalah proses mendialogkan teori – teori yang telah ada untuk disandingkan dengan konsep peneliti tentang masalah penelitian yang akan dilaksanakan”. (Musfiqon,2012, 111)
                        Kajian teori digunakan untuk menguji atau mengkaji teori yang ada, menguji teori yang berupa bantahan atau menguatkan teori yang ada, teori dilakukan sebagai hasil penelitian sebelumnya. (tahir, 2011, 27)

B.     Pengertian Teori

Menurut pendapat Kerlinger (1933:14) dalam Muh.Tahir (2011,23) “teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena”.

Secara umum teori adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu hal sehingga dapat dijelaskan maknanya.
“teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan dalam pengertian khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9) menyatakan bahwa : ” A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.” Definisi ini mengandung tiga konsep penting. Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori memperlihatkan hubungan antar variabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan”.( M. Azhar Latif : 2012)
Teori juga  dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam berbagai  gejala baik yang sosial maupun natural yang ingin diteliti dan teeori juga  merupakan alat dari ilmu (tool of science). Disisi lain, teori juga merupakan alat penolong. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai :
(a) teori sebagai orientasi utama dari ilmu,
(b) teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi,
(c) teori meringkas fakta,
(d) teori memprediksi fakta-fakta, dan
 (e) teori memperjelas celah kosong.
Menurut Moh. Nazir, 1983:22-25 dalam M. Azhar Latif : 2012)
Teori sangat berhubungan erat dengan  penelitian karena dengan teori peneliti dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Karena  tanpa teori, penemuan akan hanya menjadi keterangan-keterangan empiris yang berpencar. Banyaknya  penelitian yang dituntun oleh teori, maka makin banyak pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.

C.     Pengertian Konsep dan Konstruk

Menurut Soegeng (2006:8) dalam Muh.Tahir(2011,24) “konsep adalah suatu abstraksi dari kejadian yang diamati, berupa persamaan aspek  dari obyek atau kejadian yang dapat saling dibedakan dalam penelitian. Melalui konsep peneliti diharapakan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk kejadian yang saling berkaitan satu sama lain”.
Menurut Effendi (1995:33) dalam Muh.Tahir (2011,24) Ada dua macam konsep, yakni
1.      Konsep – konsep yang jenis hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka wakili. Contohnya  konsep meja
2.      Konsep yang abstrak (disebut konstruk) misalnya konsep kecerdasan, karena dikonstruksi dari konsep yang lebih rendah tingkat abstraksinya.

“Menurut Soedjadi (2000) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Singarimbun (2006) mengemukakan bahwa konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Woodruff mendefinisikan konsep sebagai a) suatu gagasan/ ide yang relatif sempurna dan bermakna, b) suatu pengertian terhadap objek; c) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek atau benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Menurut Davis & Cosenza (1993) konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu, dengan kata lain konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu.
Sedangkan menurut Rakhmat (1999) konsep merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus”.
Sehingga konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan  objek secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.



Konstruk adalah konsep yang dapat   diamati dan diukur yang telah dibatasi pengertiannya seperti unsur, ciri dan sifatnya. Tapi pengertian konstruk ini telah dibatasi seacara khusus  sehingga dapat diamati dan dari pengertian inilah konsep berubah menjadi “konstruk”. Kemudian konstruk didefinisikan sebagai konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku, menginterpretasikan atau menerjemahkan dunia. seperti  contohnya orang-orang menggunakanan konsep untuk mengkategorisasikan peristiwa dan memetakan serangkaian perilaku. Seperti Seseorang merasakan peristiwa, menginterprestasikannya dan menempatkan struktur dan makna pada pristiwa itu. Dalam mengalami peristiwa, individu menyadari bahwa beberapa peristiwa memiliki karakteristik yang membedakannya dengan peristiwa lain. Individu membedakan kemiripan dan kontras. Mereka melihat sebagian orang tinggi dan sebagian yang lain pendek, bahwa sebagian orang adalah pria dan yang lain adalah wanita, dan bahwa sebagian benda keras dan benda lainya lembut. Penerjemahan kemiripan dan perbedaan inilah yang melahirkan formasi konstruk. Tanpa konstruk, kehidupan akan kacau, kita tidak akan dapat mengorganisasikan dunia kita, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan peristiwa, objek dan orang. (M. Azhar Latif : 2012)

D.    Pengertian Asumsi
Menurut Sugiyono (2006:82) dalam Muh.Tahir (2011,24) asumsi adalah pernyataan yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Contohnya, Orang akan menjadi lapar bila tidak makan, tetapi tidak perlu ada pembuktian kalau yang bersangkutan memang sudah makan atau tidak.
Asumsi dapat diartikan sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar, yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
Asumsi disusun dengan tujuan agar peneliti dapat mengembangkan rancangan penelitian yang valid (benar). Rancangan penelitian adalah gambaran untuk menyusun hipotesis penelitian, sehingga penelitian bebas dari ketidakvalidan (ketidakcocokan) karena pengembangan hipotesis tidak akan bermanfaat jika rancangan penelitian yang digunakan tidak valid. Tetapi tidak semua penelitian memerlukan asumsi. Karena, asumsi hanya merupakan anggapan dasar  jadi peneliti tidak perlu memaksakan suatu asumsi jika memang tidak dibutuhkan secara fungsional. Hanya saja asumsi tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi sudah diperhitungkan oleh peneliti untuk mengantisipasi hasil penelitian yang jauh menyimpang dari harapan.
Asumsi berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi:
1.      Asumsi Konseptual
Asumsi konseptual berakar pada pengakuan akan kebenaran suatu konsep atau teori
2.      Asumsi Situasional
Asumsi situasional diperlukan apabila peneliti melihat atau mengantisipasi adanya situasi yang bersifat local atau sementara dan berpotensi mempengaruhi atau menentukan berlakunya suatu hukum atau prinsip sehingga dapat menggoyahkan rancangan penelitian yang sementara disusun.
3.      Asumsi Pragmatik
Asumsi pragmatik bertolak dari masalah operasional yang sebenarnya masih dalam jangkauan peneliti untuk mengendalikannya. (sangadji. dkk, 2010, 40)
E.     Pengertian Postulat
Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa membuktikannya.
“Misalnya dalam geometri  : Setiap garis paling sedikit berisi dua titik yang berbeda.” (Nazar : 2011)
Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan. Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat dibuktikan”.

“Contoh Postulat pembuktian dan dapat digunakan sebagai premis pada deduksi.
1.    Postulat Geometri
   Dengan mistar dan jangka :
a.              Dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain.
b.             Dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang   panjang
c.               Dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari sebarang panjang
2.    Postulat Ekivalensi Massa
a.   Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m
G  =  ma
b.   Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m dan  M
c.    Postulat: massa lembam m  = massa gravitasi  m (dapat diterangkan oleh Einstein)
3.   Postulat Robert Koch (berupa etiologi spesifik).
a.   mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba).
b.   dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu”.(Arshitasyah:2011)

F.      Pengertian Variabel
Menurut Soegeng (2006:11)dalam Tahri (2011: 25) “variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang dapat dibedakan ke dalam nilai – nilai yang berbeda”. Sugiono (2006:61) dalam tahir (2011:25) “variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan”.
“variabel adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi” (sangadji.dkk, 2010, 42)

Dalam suatu penelitian yang mempelajari hubungan sebab – akibat antar variabel, dibawa ini dijelaskan beberapa jenis variabel, yaitu:
a.       Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel respons yang muncul sebagai akibat dari manipulasi dari penelitian.
b.      Variabel bebas
Variabel bebas diduga sebagai penyebab munculnya variabel terikat, variabel bebas umumnya dapat dimanipulasi, diamati, dipilih dan dapat diukur untuk mengetahui hubungannya dengan variabel yang lain.

c.       Variabel moderator
Variabel moderator merupakan tipe khusus variabel bebas, yang digunakan untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat.
d.      Variabel kontrol
Dapat dinetralkan oleh sipeneliti
e.       Variabel antara (intervening)
Variabel ini sangat berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata sehingga tidak dapat diukur atau pun di manipulasi.
(sangadji.dkk. 2010, 42)

                        Jenis variabel penelitian sangat beragam, ini dapat dilihat dari sudut pandang apapun misalnya variabel dilihat dari fungsinya ada variabel bebas, variabel terikat, dan variabel perantara. Variabel dilihat dari pengukurannya, ada variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel jika ditinjau dari segi sifatnya variabel aktif dan variabel atribut. Dari jenis variabel ini peneliti dapat menentukan jenis variabel yang akan digunakan dalam penelitian. (musfiqon, 2012. 45)

G.    Pengertian proposisi

Proposisi adalah pernyataan tentang konsep yang dapt dinilai bahwa apakah ini benar atau salah jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi.(sangadji.dkk,2010, 89)
“Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh : dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya berbunyi : “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah“ (Harris dan Todaro).
 “Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.(Supriadi:2010)
Maksud dari proposisi ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung dua pernyataan benar dan salah sekaligus.(Supriadi:2010)
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
1.  Semua dokter harus menyembuhkan pasien.
2.  Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
1.  Semua dokter harus menyembuhkan pasiennya dan bersikap ramah.
2.  Kakak bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
1.  Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
2.  Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
       jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
       Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
       irfan bahdim pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
1.  Semua dokter adalah orang pintar.
2.  Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
1. Semua harimau bukanlah singa.
2. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas., proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
1.  Semua gajah bukanlah kera.
2.  Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
1.  Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
2. Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
(Supriadi:2010)
H.    Pengertian Hipotesis
Menurut  Iskandar,2008, 56 dalam Musfiqon (2012, 46) Hipotesis merupakan pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiric. Karena hipotesis masih bersifat dugaan , belum merupakan pembenaran atas jawaban masalah penelitian. Dari inilah perlu dilakukan penelitian untuk mencari jawaban yang sebenarnya atas hipotesis yang dimunculkan peneliti.
Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian yang kebenarannya akan diuji dalam penulisan yang bersifa logis dan rasional berdasarkan kajian awal dan kajian teori yang relevan dengan masalah penelitian yang disusun berdasarkan teori yang relvan. Perumusan hipotesis diawali dengan penelitian awal kemudian memunculkan masalah yang akan dirumuskannya, peneliti juga melakukan kajian teori dan menentukan kerangka berfikir, memprtimbangkan desain dan jenis penelitian dalam menyatakan hipotesis yang akhirnya akan dirumuskan di hipotesis penelitian.(Musfiqon, 2012, 47)
                        Hasan dalam sangadj.dkk,( 2010, 91) Mengemukakan empat fungsi hipotesis, yaitu:
1.      Hipotesis berfungsi memberikan penjelasan sementara mengenai fenomena agar pengetahuan yang kita miliki dapat bertambah secara

luas dalam salah satu bidang ilmu.
2.      Hipotesis berfungsi sebagai suatu pernyataan mengenai hubungan langsung yang dapat diuji kebenarannya melalui penelitian.
3.      Hipotesis berfungsi untuk menggambarkan tujuan secara spesifik, agar peneliti dapat mengetahui data yang perlu dikaji untuk diketahui proposinya.
4.      Hipotesis berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menarik sebuah kesimpulan pada saat selesai melakukan penelitian.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis yaitu sebagai berikut:
1.      Memberikan batasan untuk memperkecil jangkauan penelitian.
2.      Siap siaga dalam menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan yang berhubungan dengan antarfakta yang sering hilang dari perhatian peneliti.
3.      Digunakan sebagai alat yang sederhana sebagai titik pusat fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi kedalam suatu kesatuan penting yang secara menyeluruh.
4.      Sebagai panduan dalam melakukan pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta dengan pengamatan tajam penelitian, imajinasi, pemikiran kreatif, kerangka analisis serta metode desain penelitian yang telah dipilih oleh peneliti.(sangadji, 2010, 91)
 “Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1.      Hipotesis kerja, atau disebut hipotesis alternative, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2.      Hipotesis nol (Null hypotesis) disingkat Ho.
Hipotesis nol merupakan dugaan yang  menyatakan hubungan dua variable adalah jenis dan tidak memiliki perbedaan. Hipotesis alternative (alternative hypothesis) yang berlawanan dengan hipotesis nol menunjukkan adanya perbedaan antara dua variable.
Hipotesis nol sering pula disebut hipotesis statistic karena umumnya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistis, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap Y. Dalam pembuktian, hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, penelitian diharapkan jujur dan tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian, hipotesis dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. Kemudian, hipotesis dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Hipotesis deskriptif (descriptive hypothesis), pernyataan tentang keberadaan variable tunggal.
b.      Hipotesis gabungan (relational hypothesis), pernyataan tentang dua variable”.
 (sangadji.dkk, 2010, 92)
                                    Secara umum, hipotesis merupakan  dugaan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya secara empiris dengan cara mengumpulkan dan menganalisi data dan fakta yang ada kemudian menarik kesimpulan.(tahir, 2011, 26)
                 “contoh  perumusan Hipotesis yaitu
a.       Adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
b.      Secara keseluruhan, perstasi belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan metoda mengajar X lebih tinggi dari yang diajarkan dengan menggunakan metoda Y.
c.       Diduga terdapat interaksi antara metoda mengajar dengan IQ terhadap prestasi belajar matematika”. (Darmadi, 2011, 45)

              Dalam menguji hipotesis hal yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti yaitu penelitian terlebih dahulu ditentukan sampel, instrument pengukuran, desain, dan prosedur mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Sesudah data dikumpulkan dianalisis untuk menentukan validitas dari hipotesis. Bila hipotesis tidak mendukung dapat dilakukan bentuk revisi dari aspek teori, revisi juga dapat menimbulkan hipotesis baru atau hipotesis yang direvisi. Sehingga, pengujian hipotesis membantu ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dengan perluasan, pemurnian atau revisi teori. (Darmadi, 2011, 45)
I.       Pengertian Hipotesa Statistik
Hipotesa adalah proposisi yang masih bersifat sementara dan masih harus di uji kebenarannya karena tidak saling berkaitan.
                 Menurut Soegeng, (2006:59) dalam Tahir, (2011, 26) “Hipotesa statistik merupakan hipotesa yang diuji secara empiris dengan menggunakan teknik statistic. Misalnya: hipotesis nihil diungkapkan dengan kalimat negatife.” Tidak ada hubungan antara X dan Y” atau “ Tidak ada perbedaan antara X dan Y”. (Tahir, 2011, 26)
                

  

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Kajian teori berisi ilmu. Ilmu tersebut berdasarkan fakta-fakta dari kejiadian konkrit. Kajian teori digunakan oleh para peneliti sebagai landasannya untuk menyusun suatu hipotesis.
Secara umum teori adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu hal sehingga dapat dijelaskan maknanya.
konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan  objek secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.
Asumsi dapat diartikan sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar, yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
     Postulat adalah penyataan yang diterima tanpa ada pembuktiannya.
     Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai nilai, yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan antara lain: variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.
                
Proposisi adalah penyataan tentang konsep yang dinilai apakah pernyataan ini benar atau salah.
Hipotesis adalah dugaan sementara.
B.     Saran


 DAFTAR PUSTAKA
Tahir, Muh, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Arshitasyah.2011.(http://arshitasyah.blogspot.com/2011/11/3-apakah-definisi-aksioma-postulat.html) 06 November 2012
Sangadji, Etta, Mamang, Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:C.V Andi Offset.
Musfiqon, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Darmadi, Hamid, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
                                               
sumberhttp://kaptenunismuh.blogspot.com/2012/11/penggunaan-teori-bidang-ilmu-untuk.html

PONPES SHIDIQIIN WARA` PURWOJATI

Sholawat_Badar-Puput_Novel-TOPGAN

Blogger templates

href="http://www.yayasangurungajiindonesia.com" ' rel='canonical'/>>

Adsendiri

Pasang Iklan Disini

adsend

Pasang Iklan Disini

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls